Senin, 19 Desember 2011

Apa yang terjadi bila kadar CO2 bertambah di udara (alam) ?

      Karbondioksida adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen terikat kovalen dengan atom karbon. Berbentuk gas pada temperatur dan tekanan standar dan berada di atmosfer. Konsentrasi karbondioksida di atmosfer bumi adalah ± 387 pp. Karbondioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena mampu menyerap gelombang inframerah. Karbondioksida timbul dari berbagai proses alami seperti letusan gunung berapi, hasil pernafasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida), pembakaran material organik  (seperti tumbuhan),  diproduksi oleh hewan, tumbuh - tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme dalam respirasi serta dipergunakan tanaman pada proses fotosintesis.  Karbondioksida juga dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.Karbondioksida tidak berbentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm tetapi berbentuk padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbondioksida disebut es kering. CO2 adalah oksida asam, dimana larutan CO2 mengubah warna kertas lakmus dari biru menjadi merah muda. Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi adalah gas karbondioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar), namun gas CO2 ini memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas - gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon (CFC). CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan. Gas - gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini dan berperan dalam pemanasan global.
          Bila jumlah gas CO2 bertambah di alam, hal - hal yang akan terjadi ialah   

v  Di tingkat individu

Pada konsentrasi tinggi, CO2 dapat mendesak keberadaan oksigen (O2) di udara. Di ruang tertutup, konsentrasi CO2 yang berlebihan akan menyebabkan ketidaknyamanan akibat kekurangan O2 pada orang - orang yang berada di dalamnya.


v  Di tingkat regional

CO2 yang dilepaskan pada peristiwa kebakaran hutan di daerah - daerah tropis seperti di Indonesia telah menimbulkan asap dalam jumlah besar di udara yang menyebabkan munculnya masalah gangguan pernapasan, dan juga memberikan sumbangan yang sangat signifikan bagi jumlah CO2 di atmosfer.

v  Di tingkat global

Meningkatnya konsentrasi CO2 sangatlah berperan bagi terjadinya pemanasan global. Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu  rata - rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Berlebihnya kandungan gas CO2  di alam menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan benda - benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya, suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect.

Adapun dampak dari pemanasan global itu sendiri ialah sebagai berikut.

Ø  Iklim mulai tidak stabil,  dimana para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian utara dari belahan bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah - daerah lain di bumi. Akibatnya,  gunung - gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Daerah - daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya, beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

Ø  Peningkatan permukaan air laut

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.

Ø  Suhu global yang cenderung meningkat
Ø  Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini.       Spesies - spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota - kota atau lahan - lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca. Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya yaitu dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur - sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer.
Seorang ahli Kimia Prancis, Antonie Laurent Lavoiser mengamati tentang perubahan - perubahan zat di alam dan dia mengajukan pendapat yang dikenal dengan Hukum kekekalan massa yang berbunyi Dalam sebuah reaksi, massa zat - zat sebelum bereaksi sama dengan massa zat sesudah bereaksi. Dengan kata lain massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Artinya selama reaksi terjadi tidak ada atom-atom pereaksi dan hasil reaksi yang hilang.
Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 gram air, maka bila reaksi berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 gram. Bila reaksi masih menyisakan air, maka massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar 36 gram.
Hukum kekekalan massa menunjukkan bahwa dunia dan alam semesta ini merupakan sistem yang tertutup, di mana perubahan - perubahan di dalamnya tidak mempengaruhi massa. Perubahan kadar karbondioksida (CO2) di alam, hanyalah merupakan perpindahan bentuk energi dan massa dari bentuk satu ke bentuk yang lainnya. Komposisinya berubah namun komponennya tetap.

    
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar