Rabu, 04 Januari 2012

Pengertian Keterampilan Berpikir


A.  Pengertian Keterampilan Berpikir

          Pengertian berpikir mengacu pada serentetan proses-proses kegiatan merakit, menggunakan, dan memperbaiki model-model simbolik internal (Gilhooly, 1982).          
Model-model tersebut di antaranya adalah :
\        Wujud ciptaan yang mewakili suatu kenyataan.
\        Kenyataan hasil membayangkan sesuatu peristiwa tertentu.
\        Model abstrak yang dilukiskan dalam pikiran dan perasaan.

          Keterampilan berfikir diarahkan untuk memecahkan masalah, dapat dilukiskan sebagai upaya mengeksplorasi model-model tugas pelajaran di sekolah agar model-model itu menjadi lebih baik dan memuaskan. Terkadang model dapat mendorong para pemikir untuk berpikir lebih jauh berdasarkan informasi perseptual yang mantap yang diperoleh dari lingkungannya (Bruner, 1957), dan mampu mengantisipasi hasil-hasilnya tanpa melalui perlakuan mencoba salah (tryal and error).

Terdapat dua jenis berpikir, yaitu :

1)     Berpikir Kreatif

Adalah kegiatan menciptakan model-model tertentu, dengan maksud untuk menambah agar lebih kaya dan menciptakan yang baru.
Ciri-ciri berpikir kreatif, sebagai berikut.
Ø  Sangat lancar dalam menjabarkan ide umum ke dalam ide yang spesifik.
Ø  Sangat lentur (fleksibel) dalam mengkaji ide dari berbagai sudut pandangan.
Ø  Terampil melakukan elaborasi, menambah, dan memperkaya ide menjadi lebih menarik.
Ø  Bersifat original dalam menjabarkan ide yang unik.
Ø  Menggunakan cara-cara brainstroming dalam memecahkan masalah.
Ø  Suka mempertimbangkan banyak faktor.
Ø  Terjamin konsekwenannya.
Ø  Menggunakan kiasan (metapor) atau analog dalam mencurahkan pikirannya, seperti dalam hal karang mengarang.
Ø  Suka membuat daftar atribut dari sebuah pernyataan melalui gambar-gambar tertentu.
Ø  Suka membuat alat yang berfungsi mngecek ide yang disampaikannya.
Ø  Suka mempertajam hubungan pengetahuan satu dengan yang lainnya.
Ø  Suka mengambil resiko dari tanggung jawab yang dipikulnya.
Ø  Bayangannya kuat, subur ide, dan kaya konsep.
Ø  Sangat kuat dalam membandingkan sesuatu terhadap yang lainnya.
Ø  Subur dalam meramalkan aktifitas.
Ø  Penggambarannya lengkap dan konstruktif.
Ø  Jenis kata (morphologis) yang digunakannya tajam.
Ø  Mudah menurunkan pertanyaan-pertanyaan.
Ø  Pertanyaan dan aktifitasnya bersifat terbuka.
Ø  Suka melebih-lebihkan pernyataan.

2)     Berpikir Kritis

Adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Ciri-ciri berpikir kritis adalah sebagai berikut.
Ø  Mengenal secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan.
Ø  Pandai mendeteksi permasalahan.
Ø  Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan.
Ø  Mampu membedakan fakta dengan fiksi atau pendapat.
Ø Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangan-kesenjangan informasi.
Ø  Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis.
Ø  Mampu mengembangkan kriteria atau standar penilaian data.
Ø  Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual.
Ø  Dapat membedakan di antara kritik membangun dan merusak.
Ø  Mampu mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang berkaitan dengan data.
Ø  Mampu mengetes asumsi dengan cermat.
Ø  Mampu mengkaji idea yang bertentangan dengan peristiwa dalam lingkungan.
Ø  Mampu mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat dan benda seperti dalam sifat, bentuk, wujud dan lain-lain.
Ø Mampu mendaftar  segala akibat yang mungkin terjadi atau alternatif pemecahan terhadap masalah, ide dan situasi.
Ø  Mampu membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah yang lainnya.
Ø  Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan.
Ø  Mampu menggambarkan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang diterimanya.
Ø  Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.
Ø  Mampu membuat interprestasi pengertian, defenisi, reasoning dan isu yang kontroversi.
Ø  Sanggup memberikan pembuktian-pembuktian yang kondusif.
Ø  Mampu mengklasifikasi informasi dan ide.
Ø  Mampu menginterprestasi dan menjabarkan informasi ke dalam pola atau bagan-bagan tertentu.
Ø  Mampu menginterprestasi dan membuat flow charts.
Ø  Mampu menganalisis isi, unsur, kecenderungan, pola, hubungan, prinsip, promosi, bias.
Ø  Sanggup membuat reasoning berdasarkan persamaan-persamaan (analog).
Ø  Mampu membandingkan dan mempertentangkan yang kontras.
Ø  Sanggup mendeteksi bias atau penyimpangan-penyimpangan.
Ø  Terampil menggunakan sumber-sumber pengetahuan yang dapat dipercaya.
Ø  Mampu menginterprestasi gambar atau kartun.
Ø  Mampu menentukan hubungan sebab akibat.
Ø  Mampu membuat konklusi yang valid.

 Keterampilan berpikir berpusat pada dua jenis sumber berpikir, yaitu :

\       Sumber Kognitif

Mencakup konsep, keterampilan esensial, pengetahuan dan akal muslihat                         di samping alat-alat verbal yang dibutuhkan. Dalam buku Blagg (1988) Somerset Thinking Skills Course, disingkat STSC, memuat contoh-contoh sumber kognitif berdasarkan konsep, keterampilan, pengetahuan dan alat-alat verbal.

\       Strategi Kognitif

Masalah yang dihadapi guru membina siswanya memiliki pengetahuan dan keterampilan strategi adalah bagaimana membina pengetahuan dan keterampilan strategi itu bersifat fleksibel yang dapat digunakan dalam berbagai situasi. Pernyataan-pernyataan perilaku yang melukiskan pengetahuan dan keterampilan strategis kognitif sekalipun strategi itu di dalam pelaksanaannya sering berubah-ubah. Pengetahuan dan keterampilan itu adalah sebagai berikut.
1.      Mengumpulkan dan mengadmisnistrasi semua informasi yang relevan.
2.      Mengenal dan merumuskan masalah.
3.      Menjabarkan alternatif solusi.
4.      Merencanakan taktik.
5.      Memantaukan kegiatan.
6.      Mengecek relevansi kegiatan dengan tujuan yang hendak dicapainya.
7.  Memperbaiki perencanaan dan strategi yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapainya.
8.      Mengevaluasi strategi dan kegiatan yang dilakukannya.
9.   Mentransfer pengetahuan teori ke dalam praktik serta menggeneralisasinya secermat mungkin.
10.  Mengkomunikasikannya dengan jelas.
Pernyataan perilaku seseorang yang memiliki keterampilan dalam bidang strategi kognitif  dikemukakan oleh Blagg yang dituangkannya ke dalam STSC meliputi : mengumpulkan dan mengorganisasi, mengenal dan merumuskan, menjabarkan, merencanakan, memeantau dan mengecek, mengevaluasi, mentransfer dan menggeneralisasi serta megkomunikasikan.
         Pengertian sumber-sumber kognitif dan strategi kognitif diperjelas lebih terang oleh Nisbat dan Shucksmith (1986) melalui contoh-contohnya di bidang sepak bola.
Masalah pokok yang dihadapkan kepada guru adalah bagaimana mengembangkan fleksibilitas dan adaptabilitas sisw a dalam berfikir, seperti dalam hal melatih siswa berketerampilan mentransfer dan menggeneralisasi sesuatu.             
Dua keterampilan di atas sangat berguna bagi pengembangan cara-cara berfikir pemecahan masalah yang lebih mendalam, sekalipun sangat sulit untuk mengajarkannya.

B.    Mengajar untuk Berpikir, Mengajar Tentang Berpikir, dan Mengajar Mengenai Berpikir

             Untuk mengembangkan kemampuan berpikir, ada 3 pendekatan yang digunakan, yaitu :

1)    Mengajar untuk Berpikir

Upaya yang harus dilakukan guru dalam membina siswa pandai berpikir adalah menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Strategi mengajar lebih banyak ditampilkan keterampilan memecahkan masalah dari pada menyampaikan pengetahuan.

2)    Mengajar tentang Berpikir

Pengertiannya merujuk pada pengajaran tentang strategi keterampilan berpikir, melatih cara-cara bepikir kreatif dan kritis dalam menangani masalah yang sedang dihadapinya.

3)    Mengajar mengenai Berpikir

Pengertiannya berpusat pada upaya membina siswa sadar akan keterbatasan-keterbatasan dirinya dan proses-proses yang dilakukan oleh orang lain dalam berpikir, dalam situasi kehidupan nyata. Pendekatan ini disebut pengenalan medan (metakognisi), yaitu melibatkan siswa dalam merefleksi informasi dan bagaimana mereka memecahkan masalah.

C.     Kurikulum Keterampilan Berpikir
         Beyer (1988) mengemukakan pendapatnya tentang kurikulum keterampilan berpikir sebagai berikut.
1)    Prinsip dasar pengembangan lingkup dan urutan materi pelajaran keterampilan berpikir bersumber dari kurikulum yang telah ada, disusun sedemikian rupa menjadi lebih mudah dikenal, dipraktikkan, digeneralisasi dan dielaborasi.
2)    Lingkup dan urutan materi keterampilan proses dikembangkan ke dalam semua disiplin ilmu yang diajarkan ke sekolah dengan tidak mengabaikan prinsip kesederhanaan, simpel dan mudah dipelajari.
Tahapan-tahapan materi pelajaran keterampilan berpikir yang akan diajarkan di sekolah didasarkan pada kriteria-kriteria pemilihan meliputi :

Tahapan I  

Keterampilan berpikir strategi, dengan materi mencakup :
-       Pemecahan masalah (Problem Solving).
-       Pembuatan keputusan (Decision Making).
-       Menyusun konsep.

Tahapan II
Keterampilan Berpikir Kritis
Bepikir kritis adalah suatu kegiatan atau suatu proses menganalisis, menjelaskan, dan mengembangkan atau menyeleksi ide, mencakup mengkategorisasikan, membandingkan dan melawankan (contrasting), menguji argumentasi dan asumsi, menyelesaikan dan mengevaluasi kesimpulan induksi dan deduksi, menentukan prioritas dan membuat pilihan.
Materinya mencakup :
-     Membedakan fakta yang dapat diuji dengan tuntutan nilai yang berlaku.
-     Membedakan informasi relevan dan tidak relevan, tuntutan atau alasan-alasannya .
-     Menentukan ketelitian fakta dari sebuah pernyataan.
-     Menentukan derajat kredibilitas sumber.
-     Mengidentifikasi argumentasi yang bersifat ganda.
-     Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.
-     Menditeksi penyimpangan-penyimpangan (bias).
-     Memperkenalkan ketertautan logis dalam reasoning.
-     Menentukan besarnya kekuatan argumentasi dan tuntutannya.

Tahapan III
Keterampilan Memproses Informasi
Materinya meliputi :
-          Mengingat-ingat kembali pengetahuan yang telah diterimanya.
-          Menterjemahkan masalah.
-          Menginterprestasi data atau informasi.
-          Meramalkan kemungkinan-kemungkinan.
-          Menerapkan pengetahuan.
-         Menganalisis (membandingkan), melawankan, mengelompokkan, menyerukan sesuatu.
-          Mensintesis hasil analisis.
-          Mengevaluasi.
-   Membuat reasoning, kesimpulan-kesimpulan yang bersifat induktif, deduktif dan analogis.

Beyer (1988) juga mengemukakan prinsip menentukan lingkup dan urutan materi pelajaran keterampilan berpikir adalah sebagai berikut.
1) Membatasi jumlah materi pelajaran keterampilan berpikir dalam kurikulum, dengan memperhatikan prinsip penguasaan pelajaran keterampilan berpikir yang lengkap dan komplek yang selalu digunakan pada setiap situasi dan kondisi tertentu dalam kehidupan.
2)    Menyederhanakan materi pelajaran keterampilan berpikir pada setiap kelas di sekolah.
3)    Mengurangi materi pelajaran keterampilan berpikir pada setiap kelas dan mata pelajaran sehingga luas dan urutan pelajaran dapat dikuasai dan diikuti dengan tuntas.
4)   Memasukkan materi pelajaran baru keterampilan berpikir ke dalam bidang studi lainnya sehingga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bidang studi itu dan diajarkan serempak bersama-sama dalam bidang studi yang berbeda.
5)    Memperhatikan urutan-urutan bahan pelajaran keterampilan berpikir ke dalam yang lebih sederhana dan ditempatkan berdasarkan prerequisit tertentu.
6)   Bagi materi pelajaran keterampilan berpikir tunggal yang selalu digunakan pada setiap situasi dan kondisi tertentu, dapat diajarkan secara terus menerus pada setiap jenjang kelas di sekolah.
7)   Memperkenalkan dan mengajarkan keterampilan berpikir khusus dalam kontek strategi pokok yang menjadi payung keterampilan-keterampilan lainnya, terutama keterampilan menggunakan dan memanfaatkan sesuatu.
8)    Menambah keterampilan dan strategi berpikir baru pada urutan-urutan pelajaran secara bertahap.

Persiapan-persiapan guru dalam membimbing siswa menjadi manusia yang pandai berpikir, yaitu :
1)    Keterampilan membuat satuan pelajaran yang sederhana.
2)    Mengikuti latihan-latihan di bidang pengetahuan dan keterampilan berpikir.
3)    Pemahaman tentang deskripsi keterampilan berpikir secara rinci.
4)    Pengetahuan di bidang model tes keterampilan.

Kebutuhan guru dalam membina keterampilan berpikir, antara lain :
1)    Akitvitas mengontrol dengan penuh perhatian.
2)    Aktivitas memproses sesuatu secara mendalam.
3)    Aktivitas mengingat-ingat kerangka kerja.
4)    Berpikir kuat.
5)    Merumuskan tujuan.
6)    Aktivitas menyusun kerangka pertanggungjawaban.
 
Keterampilan Berpikir Lingkup dan Isi Pelajaran

Tujuan : untuk menyediakan siswa segala alat yang efisien dalam mempelajari isi pelajaran, dalam hal :
1.     Menalar persamaan-persamaan.
2.     Meramalkan dan memperhitungkan sesuatu.
3.     Evaluasi untuk pembuktian-pembuktian suatu peristiwa.
4.     Pengujian nilai-nilai atau kaidah-kaidah suatu peristiwa.
5.     Pengujian nilai-nilai atau kaidah-kaidah tertentu.
6.     Membuat keputusan hasil musyawarah atau rapat-rapat tertentu.
7.     Membuat pola tanpa menggunakan kalimat-kalimat tertentu.
8.     Mengelaborasi.
9.     Memecahkan masalah sehari-hari.
10.  Menangani masalah-masalah akademik.
11.  Melakukan penemuan-penemuan.

D.     Cara-Cara Berpikir Manusia pada Setiap Situasi
 
Cara-cara berpikir manusia pada setiap situasi berbeda.
Terdapat enam mode berpikir, yaitu :
1)    Berpikir topi biru.
2)    Berpikir topi hijau.
3)    Berpikir topi putih.
4)    Berpikir topi kuning.
5)    Berpikir topi merah.
6)    Berpikir topi hitam.


E.  Strategi, Metode dan Teknik yang  dapat Dipergunakan dalam Mengembangkan dan Memperkuat Keterampilan Berpikir

             Dua alat penting yang dapat mengembangkan dan memperkuat keterampilan berpikir.

1)    Alat Persepsi

Berfungsi untuk mengamati lingkungan yang berada di luar diri manusia baik lingkungan yang berarti maupun lingkungan yang tidak berarti bagi dirinya.
Menurut Edward De Bono menekankan bahwa esensi metode berpikir CoRT memusatkan perhatiannya secara langsung terhadap aspek berpikir, dan kemudian mengkristalisasikannya ke dalam konsep dan alat yang dapat digunakan dengan sengaja. Alat persepsi tersebut meliputi :

a.    Plus, Minus, Interesting Point

Pengertian operasi berpikir Plus, Minus, Interesting Point (PMI) mencakup tiga aspek aktifitas pengamatan, yaitu :
1)     Melihat kelebihan-kelebihan titik ungkap atau poin-poin tertentu (P)
2)     Melihat kelemahan-kelemahannya (M)
3)     Memperhatikan titik ungkap itu sendiri (I)
Dengan pengembangan metode PMI dalam proses belajar mengajar dapat membina siswa dalam menumbuhkan reaksi emosional yang wajar terhadap ide yang tampil di hadapannya, dan akan mampu mengubah reaksi emosionalnya ke dalam keterampilan melaksanakan ide itu dalam bentuk kegiatan-kegiatan formal.

b.    Condiser All Faktors

Kegiatan berpikir Condiser All Faktors (CAF) secara esensial sangat bertalian erat dengan perbuatan-perbuatan memutuskan, merencanakan, menilai dan menarik kesimpulan. CAF lebih mengutamakan eksplorasi dalam sebuah situasi sedangkan PMI lebih mengutamakan reaksi terhadap ide yang hadir di hadapan mereka. CAF berlangsung sebelum terjadinya keputusan.

c.    Consequence dan Sequel

Metode berpikir  Consequence  dan Sequel (C & S) sangat berkepedulian besar terhadap penglihatan ke masa depan untuk menjamin segala akibat yang akan terjadi di kemudian hari. C & S berlangsung setelah adanya keputusan.
C & S dibagi dalam 3 akibat :
1.      Akibat jangka pendek, berkisar antara 1-5 tahun.
2.      Akibat jangka menengah, berkisar antara 1-25 tahun.
3.      Akibat jangka panjang, berkisar di atas 25 tahun.
C & S juga selalu memusatkan perhatiannya terhadap pengembangan pada masa yang akan datang.

d.    Aims, Goals dan Objectives

Aims, Goals dan Objectives (AGO) adalah alat persepsi untuk berpikir yang diawali oleh tujuan-tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan itu menjadi perangsang untuk berpikir dan berbuat.

e.    First Important  Priorities

First important priorities (FIP) lebih banyak memusatkan perhatiannya terhadap tinggi rendahnya prioritas untuk dipecahkan, dilihat dari sudut kepentingan dan validitasnya terhadap tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan pelajaran FIP adalah untuk memperbaiki keseimbangan tingkah laku, menetapkan pertimbangan-pertimbangan terhadap materi pelajaran yang dianggap penting untuk dikaji dan dipecahkan. Metode FIP sangat berguna untuk menjabarkan materi pelajaran menjadi lebih rinci untuk menjadi bahan kekuatan di dalam memilih materi pelajaran itu ke dalam skala prioritas.

f.     Alternatif, Possibilities, Choices

Metode Alternatif, Possibilities, Choices (APC) merupakan pelengkap daripada metode FIP. Metode ini memusatkan perhatiannya pada pemilihan alternatif atau kemungkinan-kemungkinan sesuatu untuk dipecahkan. Melalui metode APC ini, segala sesuatu akan mudah diketahui dan mudah untuk dipahami, sebab semuanya berdasarkan kemungkinan-kemungkinan, pengkajiannya tidak bersifat mengawang-awang, praktis dan dapat dijelaskan terhadap siapapun yang berminat mendengarkannya. Metode APC adalah penangkal terhadap reaksi emosional.

g.    Other Point of View

Metode Other Point of View (OPV) memusatkan perhatiannya kepada titik pandangan seorang pemikir, sekalipun kadang-kadang ide itu melibatkan para pemikir lainnya. Metode OPV dapat dipergunakan di berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, dan kemungkinan pula dipakai dalam menguji penggunaan metode-metode berpikir lainnya, seperti CAF, PMI, FIP, AGO, APC dan C&S. Metode OPV merupakan penangkal (antidote) terhadap kelakuan seseorang dan mungkin dapat menghilangkan pemikiran dan perasaan egoisme.

2)   Alat Pemroses Informasi

Terdapat 5 alat pemroses informasi, yaitu :

a.    Kreatifitas dan Berpikir Lateral

Menurut de Bono, kreatifitas adalah semacam cara-cara berpikir tertentu dalam merancang sesuatu untuk menjadi lengkap dan baru sehingga dinilai lebih menarik bagi orang yang mengamatinya. Berpikir lateral adalah aktifitas menjabarkan persepsi dan ide baru, mencakup perubahan-perubahan persepsi dan fleksibilitas. Kreatifitas dan berpikir lateral bermakna sama dalam hal menghasilkan sesuatu yang baru, perbedaannya terletak pada proses perubahan persepsi, yaitu perubahan cara-cara pada saat kita melihat benda. Berpikir lateral lebih mengutamakan aktifitas menciptakan pola baru yang lebih baik bukan menciptakan alternatif cara-cara memecahkan masalah. Beberapa teknik untuk mengembangkan cara-cara berpikir lateral :
1.    Memandangrumputkan batu, yang artinya menemukan sesuatu yang baru.
2.   Pilihan acak masukan (input), artinya melibatkan pengenalan sesuatu yang wajar terhadap situasi dan penglihatannya.
3.    Mengkonsepsikan segala tantangan, artinya melibatkan pandangan terhadap ide yang telah diterimanya, kemudian diangkat untuk menjadi tantangan mereka.
4.  Mendomainkan ide, mengenai ide yang paling berkuasa mempengaruhi situasi dalam pelajaran.
5. Merumuskan masalah, dimana siswa harus dibina untuk menyadari pentingnya perumusan masalah agar dirinya berusaha keras dalam mencari cara-cara pemecahannya.
6. Memunculkan kesalahan-kesalahan, dimana siswa ditugasi mengurutkan kelemahan-kelemahan itu dan kemudian mencoba untuk menguraikannya lebih rinci.
7.    Teknik kombinasi, dengan harapan dapat mendorong siswa untuk menciptakan gagasan baru yang lebih bernilai besar bagi pelajarannya di sekolah.
8. Teknik menuntut persyaratan, dimana objek penilaiannya berkisar pada sisi kepraktisan ide dalam kehidupan, terutama fungsinya bagi perkembangan pada masa yang akan datang.

b.    Informasi dan Feeling

Ada 6 teknik pengembangan keterampilan membangkitkan informasi, yaitu :

1.    FI dan FO (Information In and Information Out)

Memusatkan perhatian di bidang pencuatan informasi yang kita terima dari berbagai sumber tertentu. FI adalah informasi yang disampaikan dan diterima dari berbagai sumber baik langsung maupun tidak langsung. Sedangkan FO adalah informasi yang hadir sepintas lalu, bersifat mudah menghilang. Untuk membina siswa pandai menkaji informasi, guru dapat mengembangkan sistem pengajarannya melalui radio, manusia sumber, TV, video, surat kabar            dan lain-lain, memprosesnya dalam bentuk-bentuk berpikir tertentu yang berguna bagi kehidupannya.

2.    FQ & SQ (Fishing Question and Shooting Question)

Memusatkan perhatian pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam pelajaran. Ada dua macam cara untuk membangkitkan pertanyaan, yaitu dengan cara memancing atau menimba pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada siswa agar muncul pertanyaan dari pihak mereka.

3.    CS & CC (Clues Separately and Clues Combined)

Clues adalah isyarat, tanda, signal atau poin-poin informasi, yang berfungsi memperdaya pengetahuan. Clue separatly berfungsi menguji setiap informasi, dicoba dan ditemukan sehingga diperoleh semua hal yang diperlukan. Clues Combined adalah pengujian semua clue secara berbarengan dengan maksud untuk melihat pertambahan jumlah kekayaan pengetahuan yang diperolehnya.

4.    CO & FCO (Contradiction and False Conclusion)

Terdapat dua kesalahan dalam satu informasi, yaitu kontradiktif dan konklusi. Informasi yang kontradikitif pada umumnya diterima oleh individu agak samar-samar, sebab dua hal yang bertentangan tidak dapat dinyatakan dua-duanya benar dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan false conclusion adalah kesimpulan-kesimpulan yang tidak benar yang mungkin terjadi karena akibat dari nformasi yang kontradiktif. Maka dari itu, diharapkan guru di sekolah dapat menyampaikan pelajaran dimulai dari sebuah ilistrasi bukan dari sebuah defenisi deduktif.

5.    SG & BG (Small Guessing and Big Guessing)

SG dan BG memusatkan perhatian pada aspek penerkaan yang terjadi karena tidak mempunyai informasi yang cukup meyakinkan. Pebedaan antara terkaan kecil dan terkaan besar terletak pada besar kecilnya kesalahan-kesalahan. Terkaan kecil tidak banyak mengandung banyak kelemahan, sebab pada umumnya dilakukan secara spekulatif. Sedangkan terkaan besar mengandung makna mengambil kesempatan atau gambling.

6.    BP & BO (Belief Personal and Belief of Other)

PB dan BO mengandung kepercayaan akan adanya kebenaran diyakininya. BP berdasarkan pengalaman , perasaan dan pembuktian pribadi. Ia langsung melihatnya, mendengarnya, mencobanya untuk menumbuhkan keyakinan.    BO adalah aktifitas menerima keyakinan orang lain sebagai sesuatu yang perlu dipeluknya. Ia percaya bahwa yang hadir pada dirinya merupakan kebenaran yang tak perlu dicek kembali. Pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah tidak semata diarahkan untuk membunuh kepercayaan atau mendorong keragu-raguan atas kebenaran sesuatu, namun sebaliknya untuk menumbuhkan kesadaran kepada siswa terhadap kebenaran sumber informasi yang dapat diyakini sepenuhnya.

7.    RM-H & RM-S (Ready Made-Help and Ready Made-Subtitue)

RM adalah pikiran yang diambil dari hasil pikiran orang lain, bukan hasil olahan sendiri. Pikiran-pikiran itu berfungsi membantu keterampilan berpikir seseorang, sebagai unsur yang dapat dipergunakan dalam memecahkan masalah. RM berfungsi sebagai pembantu dalam keterampilan berpikir seseorang akan tetapi berfungsi sebagai pengganti, sebagai produk akhir hasil berpikir. Seperti halnya dengan metode BO.

c.    Organisasi Berpikir

Alat-alat berpikir di bidang pengelolaan organisasi berpikir, yaitu :

1.    Pengenalan

Pengenalan adalah unsur dasar kegiatan berpikir. Tanpa pengenalan, siswa tidak dapat memulai untuk berpikir.

2.    Analisis

Salah satu fungsi alat berfikir manusia adalah keterampilan menjabarkan objek atau ide ke dalam bagian-bagian yang spesifik. Dilihat ari segi objek dan cara-cara memandangnya, pekerjaan analisis itu dibagi ke dalam dua kelompok :
1.      Kegiatan menganalisis murni (objektif), menuntut uraian yang sama dari setiap yang melakukannya.
2.      Kegiatan menganalisis terhayati (subjektif), kegiatan yang berpusat pada aspek menguaraikan ide atau objek menurut pandangan dirinya sendiri.


3.    Perbandingan

Merupakan kegiatan mempersamakan dan memperbedakan ide atau objek ke dalam yang lebih rinci. Terdapat 2 macam situasi :
1.      Situasi yang menuntut sikap menyukai terhadap ide atau objek yang tampil di hadapannya.
2.      Situasi yang menghadapkan individu pada dua ide atau objek yang menuntut seseorang untuk mencari persamaan dan perbedaannya.

4.  Seleksi

Kegiatan menyeleksi adalah suatu proses aktifitas yang luas yang berfungsi untuk menemukan sesuatu yang cocok dengan tuntutan dan penglihatan diri kita. Kegiatan yang bertalian dengan fungsi pengelolaan organisasi berpikir adalah kegiatan menemukan cara-cara melihat sesuatu benda yang ada di sekelilingnya, kegiatan memulai pekerjaan, kegiatan mengorganisasi suatu lembaga, kegiatan memusatkan perhatian pada suatu objek tertentu, kegiatan mengkonsolidasi pikiran dalam sebuah organisasi berpikir dan semacamnya.

d.    Interaksi

Alat berpikir interaksi memusatkan perhatiannya pada cara-cara berpikir konstruktif yang bertujuan untuk mencapai sejumlah keterampilan yang dapat mengarahkan dirinya kepada keputusan-keputusan tertentu. Penekanannya diarahkan kepada upaya pemanfaatan ide atau objek untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Kajian –kajian menurut konsep interaksi :

1.  Pembuktian Dua Sisi

Adalah alat memproses informasi yang bergerak di bidang pengujian dua sisi yang berlawanan seperti dalam hal dua argumentasi yang berbeda satu sama lain bahkan berlawanan, diuji tingkat keabsahannya pada lingkaran ide atau objek yang tampil di hadapannya.
 
2.  Pembuktian Bentuk

Tujuan pelajaran itu adalah untuk membina keterampilan siswa dalam menguji keabsahan ide atau objek apakah termasuk fakta atau pendapat. Pengujian itu dilakukan melalui pembuktian-pembuktian tertentu, mencakup percobaan-percobaan yang dilakukan siswa dalam pelajarannya di sekolah.

3.    Pembuktian Nilai

Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam pembuktian nilai :
1.   Kunci pengujian dari sebuah argumentasi terhadap sesuatu ide atau objek, yang mana dari sekian banyak titik ungkap yang menjadi perhatian utama untuk dibahas lebih mendalam.
2.    Derajat kekuatan argumentasi yang diberikan seseorang di hadapan orang banyak, seberapa jauh argumentasi itu memiliki nilai kekuatannya.
3.    Derajat kelemahan argumentasi yang dberikan seseorang kepada orang lain.
Tujuan pelajaran di atas adalah untuk membina keterampilan siswa dalam menguji pembuktian-pembuktian keabsahan dan nilai dari sebuah ide atau objek yang hadir di tengah-tengah mereka.

4.     Penguji Struktur

Pelajaran itu memusatkan perhatiannya pada cara-cara pengujian sesuatu terhadap ide atau objek yang dilakukan secara serempak dan terpisah. Terdapat 2 klasifikasi pengujian :
1.    Pengujian terikat, adalah pembuktian yang memerlukan faktor-faktor lain yang dapat membantunya.
2.    Pengujian bebas, tidak memerlukan faktor-faktor lain yang dapat membantunya.

e.    Aksi, Perbuatan

Aksi adalah alat memproses informasi, sejenis kegiatan timbal balik antara individu dengan ide atau objek yang terdapat dalam lingkungan. Aksi adalah kegiatan berpikir dalam memproses informasi, mengolah informasi, membuat rencana atau program hasil pengolahan informasi, dan berlangsung pula pada saat melaksanakan program informasi.

Proses berpikir melewati tipe-tipe tertentu, sebagai berikut :

1.  Target, Perluasan dan Kontrak

Target adalah cara berpikir yang memusatkan perhatiannya pada simbol-simbol visual, seperti dalam hal mengkaji informasi dilukiskan melalui simbol-simbol tertentu, digambarkan ke dalam bentuk bagan, charts, model, grafik, diagram.
Perluasan adalah cara berpikir yang memusatkan perhatiannya pada upaya pemberian makna terhadap simbol-simbol tertentu.
Kontrak adalah cara berpikir yang berfungsi melahirkan beberapa wujud tertentu hasil pengolahan target dan perluasan.

2.  Perumusan Tujuan, Pertimbangan Masukan, Keputusan, Pilihan dan Melaksanakan Kegiatan

Jalan pemikiran tipe berpikir di atas tersusun secara sistematis dimulai dari perumusan tujuan yang hendak dicapainya, kemudian pertimbangan-pertimbangan masukan yang berfungsi melengkapi aksi (action) yang akan dilakukannya, kegiatan menetapkan keputusan-keputusan tertentu sebagai alternatif, menetapkan pilihan-pilihan alternatif berdasarkan skala prioritas dan terakhir melaksanakan kegiatan operasional.

Kesimpulan :

ü     Berpikir adalah suatu keterampilan yang berguna bagi manusia untuk meraih pengetahuan  sebanyak-banyaknya.
ü     Keterampilan berpikir dapat diajarkan di sekolah melalui cara-cara langsung dan sistematis, dapat diselenggarakan pada semua bidang studi di sekolah dan dapat pula diselenggarakan pada program tersendiri.
ü     Pokok bahasan yang diutamakan pada pelajaran keterampilan berpikir adalah proses berpikir bukan produk berpikir.
ü  Terlebih dulu siswa harus menggunakan keterampilan berpikir menurut cara-cara sendiri, kemudian berangsur-angsur menggunakan keterampilan berpikir yang diajarkan guru di sekolah.
ü      Guru harus memforsir pelajaran keterampilan berpikir yang tepat, dan berupaya menghilangkan cara-cara berpikir yang salah.
ü     Guru harus menyesuaikan pelajaran keterampilan berpikir pada perbedaan individu dalam tingkat kecepatan dan kelambanannya.
ü           Keterampilan berpikir harus diajarkan sepanjang tahun.
ü           Guru harus dapat menempatkan diri sebagai penentu keberhasilan berpikir.

2 komentar:

  1. Tulisan yang menambah wawasan. Sayang animasi huruf sangat mengganggu saat membaca. Maaf..maaf..kalau boleh dihilangankan saja

    BalasHapus