SENYAWA – SENYAWA BERILIUM (Be) DAN REAKSINYA
I. PENGERTIAN
Berilium adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Be dan bernomor atom 4.
II SEJARAH
Penemuan berilium terjadi pada tahun 1798 secara tidak sengaja oleh seorang mineralogy. Mineralogy bernama R.J. Hauy meneliti kemiripan sifat pada struktur luar kristalin, kekerasan, dan massa jenis (kerapatan) beril dari Limoges dan emerald dari Peru. L.-N. Vauquelin menyarankan kepada R.J. Hauy bahwa seharusnya R.J. Hauy menganalisa batuan tersebut secara kimia. Hasilnya, Vauquelin menunjukkan bahwa kedua mineral tersebut tidak hanya mengandung alumina dan silica yang sebelumnya sudah diketahui, tetapi juga mengandung logam alkali tanah baru yaitu berilia. Berilia tersebut menyerupai alumina tetapi tidak mengandung aluminium, namun tidak larut dalam KOH berlebih.
Logam berilium pertama kali diisolasi oleh F. Wohler pada tahun 1828, dia mengusulkan member nama mineral tersebut dengan nama beryllus (Latin). Pada tahun yang sama logam ini juga diisolasi oleh A.-B. Bussy menggunakan metode yang sama yakni reduksi BeCl2 menggunakan logam K. Preparasi elektrolitik pertama kali ditemukan oleh P. Lebeau pada tahun 1898 dan pertama kali proses ini diperkenalkan pada elektrolisis campuran BeF2 and BaF2 oleh A. Stock dan H. Goldschmidt pada tahun 1932.
III. SENYAWA - SENYAWA
Berilium sangat bermanfaat untuk menunjang kehidupan manusia. Namun, keberadaan berilium di alam tidak dapat ditemukan dalam bentuk murninya. Berilium tersebut ditemukan di alam dalam bentuk bersenyawa, meliputi :
A. Berilium Oksida (BeO)
Berilium oksida berwujud bubuk putih yang dapat dibuat menjadi berbagai bentuk. Hal ini diinginkan sebagai insulator listrik karena dapat menghantarkan panas dengan baik, namun sangat buruk dalam mehantarkan arus listrik. Hal ini digunakan dalam kecepatan tinggi komputer, sistem otomatis pengapian, laser, oven microwave, dan sistem yang dirancang untuk menyembunyikan dari sinyal radar.
2Be(s) + O2(g) ---> 2BeO(s)
Berilium memiliki lapisan berilium oksida yang tipis tetapi kuat pada permukaannya, yang mencegah oksigen baru untuk bereaksi dengan berilium dibawah lapisan tersebut.
B. Berilium Klorida (BeCl2)
Ikatan antara berilium dengan klorida membentuk senyawa berilium klorida (BeCl2). Berilium klorida juga merupakan molekul linear dengan ketiga atom dalam garis lurus dengan pemakaian electron bersamaan (kovalen). Berilium klorida dikenal sebagai senyawa elektron-kekurangan karena memiliki dua orbital kosong pada tingkat ikatan.
BeCl2 dapat membentuk senyawa polimer. Tanda panah pada rantai panjang diatas menunjukkan ikatan koordinasi yang terbentuk antara Cl pada molekul BeCl2 yang satu dengan Be pada molekul BeCl2 yang lain. Be ternyata masih mampu menarik pasangan elektron dari Cl yang terikat pada molekul BeCl2 yang lain. Karena kemampuan itulah maka BeCl2 tidak hanya mampu membentuk dimer, bahkan dapat juga membentuk polimer. Hal ini disebabkan jari-jari atom Be lebih kecil dibandingkan dengan unsur-unsur lain yang ada dalam satu golongan (IIA). Jari-jari atom kecil menyebabkan jarak antara kulit elektron terluar semakin dekat ke inti karena jarak antara kulit elektron terluar semakin dekat ke inti Be memiliki keelektronegatifan yang lebih besar dibandingkan dengan unsur logam yang ada dalam satu golongan yang sama sehingga Be mampu menarik sepasang elektron bebas yang dimiliki oleh Cl untuk membentuk ikatan koordinasi (ikatan yang terjadi karena adanya pemakaian sepasang elektron secara bersama).
C. Be(OH)4 2- (senyawa logam yang bersifat amfoter)
Berilium dan oksida logamnya bersifat amfoter. Keduanya larut dengan asam dan basa. Sebagai contoh, dalam basa logam dan oksida logamnya bereaksi sebagai berikut :
Be + 2H2O + 2OH- -----> Be(OH)4 2- + H2(g)
BeO + H2O + 2OH- -----> Be(OH)4 2-
Logam alkali tanah lainnya dan oksida logamnya tidak bersifat amfoter. Jadi, berilium secara kimia kurang bersifat logam daripada logam-logam lainnya dalam golongan ini.
Bentuk lain dari berilium yang bersifat kurang logam daripada unsur lainnya yang ada dalam golongan IIA adalah derajat kovalen dari senyawa-senyawanya. Tidak ada bukti sama sekali bahwa berilium terdapat dalam bentuk Be2+ atau dalam bentuk senyawa yang mengandung ion tersebut, semua senyawa berilium memperlihatkan sifat ikatan kovalen.
D. Berilium Fluorida (BeF2)
Berilium fluorida adalah senyawa yang dihasilkan dari proses pemanasan beril [Be3Al2(SiO6)3] dengan Na2SiF¬6 hingga 700 C. Karena beril adalah sumber utama berilium.
E. Tembaga Berilium (CuBe)
1. Pengertian
CuBe adalah senyawa yang berasal dari campuran 2 logam yang mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda dan golongan yang berbeda pula,yaitu golongan II A Berilium dan golongan B Tembaga.
Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
Berilium merupakan bagian dari alkali tanah yang kegunaan utamanya adalah sebagai bahan penguat dalam tembaga berilium.
2. Definisi Umum
• Tembaga adalah unsur kimia yang mempunyai symbol Cu dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54, merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C. dikenal sejak zaman prasejarah. Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral.
• Berilium adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Be dan nomor atom 4. Unsur ini beracun, berivalensi 2, berwarna abu-abu baja, kukuh, ringan tetapi mudah pecah.
3. Sifat-sifat
Sifat fisika
• Tembaga
- Keras atau padat.
- Logam yang berwarna kuning seperti emas.
- Apabila di lihat dari mikroskop maka akan berwarna pink.
- Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat.
- Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
• Berilium
- Keras, padat tapi ringan dan mudah pecah
- Berwarna abu-abu baja
- Berilium dan garamnya adalah bahan beracun dan berpotensi sebagai zat karsinogenik
Sifat Kimia
• Tembaga
- Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi.
- Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 ºC, akan terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
- Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer.
- Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
- Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen.
- Mempunyai ikatan logam.
• Berilium
- Berilium mempunyai titik lebur tertinggi di kalangan logam-logam ringan.
- Berilium mempunyai konduktivitas panas yang sangat baik, tak magnetik dan tahan karat asam nitrat.
- Pada suhu dan tekanan ruang, berilium tak teroksidasi apabila terpapar udara (kemampuannya untuk menggores kaca kemungkinan disebabkan oleh pembentukan lapisan tipis oksidasi).
- Tahan panas, digunakan untuk fitting dapur dan bagian-bagian mesin yang permukaannya bersinggungan dengan metal.
4. Manfaat CuBe
Tembaga berilium mempunyai manfaat sebagai berikut :
- Alloy tembaga-berilium digunakan dalam industri angkasa-antariksa dan pertahanan sebagai bahan penstrukturan ringan dalam pesawat berkecepatan tinggi, peluru berpandu, kapal terbang dan satelit komunikasi.
- Aloy tembaga-berilium digunakan dalam berbagai kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas panas, kekuatan tinggi dan kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan karat serta tahan fatig (logam). Kegunaan ini termasuk pembuatan: mold, elektroda pengelasan bintik, pegas, peralatan elektronik tanpa bunga api dan penyambung listrik.
- Campuran antara Cu dan Be di pakai sebagai bahan pembuatan pegas dan sambungan listrik.
IV. EKSTRAKSI (PEMISAHAN)
Karena keberadaan berilium di alam tidak dapat ditemukan dalam bentuk murninya, maka untuk mendapatkannya perlu dilakukan isolasi. Isolasi berilium dapat dilakukan dengan 2 metode :
1. Metode reduksi BeF2
2. Metode elektrolisis BeCl2
1. Metode Reduksi BeF2
Pada metode ini diperlukan berilium dalam bentuk BeF2 yang dapat diperoleh dengan cara memanaskan beryl dengan Na2SiF6 pada suhu 700-750oC. Setelah itu dilakukan leaching (ekstraksi cair-padat) terhadap flour dengan air kemudian dilakukan presipitasi (pengendapan) dengan Ba(OH)2 pada PH 12.
Reaksi yang terjadi adalah :
BeF¬2 + Mg -------> MgF2 + Be
2. Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga dapat dilakukan dengan cara elektrolisis dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. BeCl2 tidak dapat menghantarkan listrik karena BeCl2 bukan merupakan larutan elektrolit.
Reaksi yang terjadi adalah :
BeCl2 (l) -------------------> Be(l) + Cl2 (g)
V. REAKSI - REAKSI
A. REAKSI DENGAN AIR
Berilium tidak bereaksi dengan air atau uap air meskipun dalam suhu tinggi. Hal ini disebabkan karena Be tidak bisa bereaksi dgn air karena Be adalah unsur alkali tanah yg kurang reaktif, atau memiliki keelektronegatifan yg cukup besar. Dan juga Be tdak dapat m'hantar panas dan listrik secara baik
B. REAKSI DENGAN HALOGEN
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk garam halida, kecuali Be, karena daya polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan elektron halogen (kecuali F-), maka BeCl2 berikatan kovalen, sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion.
C. REAKSI DENGAN OKSIGEN
Berilium sulit untuk terbakar kecuali dalam bentuk serbuk.
2Be(s) + O2(g) ---> 2BeO(s)
Karena Berilium memiliki lapisan berilium oksida yang tipis tetapi kuat pada permukaannya, yang mencegah oksigen baru untuk bereaksi dengan berilium dibawah lapisan tersebut.
D. REAKSI DENGAN TEMBAGA ( Tembaga Berilium (CuBe) )
CuBe adalah senyawa yang berasal dari campuran 2 logam yang mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda dan golongan yang berbeda pula,yaitu golongan II A Berilium dan golongan B Tembaga
Cu(s) + Be(s) ----> CuBe(s)
E. REAKSI DENGAN OKSIDA LOGAM
Berilium dan oksida logamnya bersifat amfoter. Keduanya larut dengan asam dan basa. Sebagai contoh, dalam basa logam dan oksida logamnya bereaksi sebagai berikut :
Be + 2H2O + 2OH- -----> Be(OH)4 2- + H2(g)
BeO + H2O + 2OH- -----> Be(OH)4 2-
BAGUS DEH,TINGKATKAN ILMU MENGENAI ILMU KIMIA
BalasHapusui urang nya
BalasHapusMantap.
BalasHapusjangan lupa folback.
lengkap sekali kak infonya
BalasHapuspc200-8